Penyebab Pertengkaran Suami Istri & Solusi
Cintalah yang mempertemukan dua insan suami dan istri untuk memasuki gerbang rumah tangga. Cinta merupakan pondasi kekuatan untuk membangun penyesuaian antara suami dan istri yang berbeda latar belakang. Apabila ada rasa sakit dalam penyesuaian dua jiwa yang tadinya sendiri dan mandiri, dengan adanya cinta maka akan timbul rasa yang menjanjikan kebersamaan yang lebih indah antara satu dengan yang lain.Dengan berjalannya waktu didalam mengarungi mahligai rumah tangga, ada salah satu dari pasangan suami atau istri yang merasakan keedihan dalam kebersamaan bertahun-tahun lamanya. Sehingga ia merasakan bahwa kebersamaannya bersama pasangannya tidak bernilai, tak berarti dan tak ada gunanya untuk diteruskan. Mengapa hal ini dapat terjadi setelah beberapa tahun berada di dalam mahligai rumah tangga yang dibangun diatas cinta sebelum memasuki gerbang kebersamaan. Adakah pengikisan cinta terjadi sehingga menyebabkan erosi cinta dalam pernikahan? Cinta dan kasih sayang harus tetap dipertahankan tanpa ada satu pihak yang merasa tersiksa di dalam kebersamaan.
Apa yang sumber penyiksaan terbesar dalam keluarga?
Yang merupakan sumber penyiksaan terbesar dalam hubungan suami istri atau orang tua dan anak mapun keluarga adalah cara-cara yang salah dalam mengasihi.
Sebagai contoh, seorang anak berusia 11 bulan diberikan seekor anak ayam yang baru menetas sebagai teman bermainnya. Tahukah anda apa yang akan dilakukan anak kecil berusia 11 bulan terhadap anak ayam yang baru menetas?
Oleh karena ketidak mengertiannya maka dia akan memegang anak ayam tersebut dengan sangat erat karena kegembiraan dan ketakutan akan kehilangan mainan barunya.
Tahukah anda bahwa eratnya genggaman sang anak berusia 11 bulan tersebut dapat menyiksa seekor anak ayam yang baru menetas dan akhirnya mematikan anak ayam yang merupakan mainan yang disayanginya itu.
Begitulah sekilas pemicu pertengkaran antara suami dan istri. Satu dan lain sebenarnya ingin memberikan yang terbaik bagi pasangannya, tetapi dengan cara yang kurang tepat, sehingga menimbulkan pertengkaran. Ada pepatah mengatakan bahwa "pertengkaran adalah bumbu pernikahan" atau "tidak ada rumah tangga tanpa pertengkaran". Ya, bisa saja betul pernyataan-pertnyaan tersebut, tetapi apabila terus menerus bertengkar, maka lama kelamaan bisa berakibat fatal dan akhirnya adalah meja hijaulah yang akan memutuskan perceraian.
Mengapa timbul pertengakaran dan apa penyebabnya? Apakah memiliki rumah tangga selalu rukun sudah tidak dapat dipertahakan lagi? Coba kita telusuri apa sebenarnya penyebab ketidak harmonisan di dalam rumah tangga.
1. PENDAPATAN
Sebuah istilah mengatakan "uang adalah merupakan sumber segalanya". Apakah benar? Ya, tak dapat dipungkiri uang adalah merupakan faktor terpenting dalam setiap kehidupan. Uang sangat diperlukan, tetapi uang bukanlah sumber segala-galanya. Apabila penghasilan suami lebih besar dari penghasilan istri adalah hal biasa. Tetapi apabila istri lebih besar dari penghasilan suami hal ini dapat menimbulkan masalah. Mengapa jadi masalah? Suami merasa minder atau rendah diri karena ia merasa tak dihargai penghasilannya, sementara dipihak lain istri merasa di atas sehingga jadi sombong dan tak menghormati suami.
Solusi bagi para istri:
- Bagi para istri-istri yang mendapakan penghasilan lebih besar dari suami, cobalah bersikap bijaksana dan tetap menghormati suamimu.
- Hargai berapa pun penghasilan suamimu, sekalipun secara nominal memang sedikit.
- Buat perthitungan atau manajemen rumah tangga secara bersama. Duduk bersama-sama setiap bulan dalam mengatur budget rumah tangga.
- Jangan terus-menerus mempersoalkan penghasilan suami, karena akibatnya adalah persoalan akan makin membesar.
Solusi bagi para suami:
- Bagi para suami yang mendapatkan penghasilan lebih kecil dari istri, cobalah untuk menerima kenyataan. Hilangkan sifat gengsi atau merasa seakan-akan memiliki penghasilan besar.
- Bekerjalah lebih giat, tingkatkan kreativitas dalam membina karier sehingga suatu saat anda dapat mendapatkan penghasilan lebih meningkat.
- Selalulah pacu diri anda dengan "saya pasti bisa", atau ingin maju. Jangan biarkan sikap menyerah dan pasrah menjadi bahagian diri anda.
- Walaupun penghasilan istri anda lebih besar jangan cemburu, tetapi dukung istri anda. Karena bisa saja rejeki berpihak pada istri anda untuk saat ini dan besok menjadi milik anda.
- Tetaplah optimis untuk maju.
2. KETURUNAN
Sebuah pepatah mengatakan "anak adalah perekat rumah tangga" atau "anak adalah ibarat lem bagi suami dan istri" Apakah benar demikian? Bagi orang Asia khususnya apabila rumah tangga yang telah dibangun sering menimbulkan konflik berkepanjangan akibat ketidakhadiran seorang anak dalam rumah tangga. Dampak yang paling sering terjadi akibat ketidakhadiran seorang anak adalah desakan dari pihak suami. Sehingga suami selalu menyalahkan isri sebagai pihak yang mandul. Padahal, belum dilakukan pemeriksaan. Untuk menentukan bahwa seseorang itu mandul atau tidak butuh pembuktian secara medis.
Solusi Bagi Istri
- Tanpa pihak ketiga, Cari waktu yang tepat untuk membicarakan masalah mengapa keturunan tak kunjung tiba. Jangan biarkan masalah berlarut-larut.
- Ajak pasangan, suami untuk bersama memeriksakan kondisi diri ke dokter.
- Tetap bersemangat, pikirkan dan bayangkan "bahwa anda kelak akan menjadi seorang ibu"
- Berdoa secara pribadi seperti yang dilakuan Hana saat dia menginginkan anaknya, Samuel.
Solusi Bagi Suami:
- Bicara dengan kepala dingin, tanpa terintervensi keluarga.
- Jangan langsung menyalahkan apabila belum cukup bukti kuat, secara medis.
- Periksakan diri ke dokter, bersama istri. Jangan hanya menganjurkan istri bertemu dokter, andapun dapat memeriksakan diri ke dokter, terutama mengetahui jumlah sperma yang sehat.
- Ingat istri hanya bagaikan tanah dalam pertanian, andalah yang menanamkan bibit. Apabila bibit yang di tanam tak bagus apa yang akan tumbuh?
- Hindari saling menyalahkan pasangan, tetapi saling mendukunglah.
Apabila dokter mengatakan bahwa Anda berdua sehat, mengapa harus resah dan saling menuduh? Kan, tinggal menunggu waktunya saja. Bisa jadi, kesabaran Anda dan pasangan tengah diuji oleh yang Maha Kuasa. Namun, bila memang sudah bertahun-tahun kehadiran si kecil belum datang tiba, Anda berdua bisa menempuh cara lain, dengan adopsi anak, misalnya. Banyak pasangan yang saya ketahui, setelah mengadopsi anak beberapa saat mereka mendapatkan anak biologis mereka berdua. Bahkan ada beberapa pasangan suami istri yang tetap hidup saling mendukung dan berbahagia walau tanpa kehadiran seorang anak.
3. PIHAK KETIGA
Idealnya rumah tangga dihuni oleh suami, istri dan anak. Sabagai bangsa Asia atau orang Timur, menjadi sangat lumrah ada pihak ketiga berada di dalam lingkungan rumah tangga. Siapakah pihak ketiga itu? Adik ipar ataupun sanak famili, dalam keluarga seringkali kehadirannya menjadi sumber konflik dalam rumah tangga. Hal sepele yang seharusnya tidak perlu diributkan bisa berubah menjadi masalah besar. Sebut saja sebuah contoh kecil dalam pemberian uang saku kepada adik ipar oleh suami yang tidak transparan atau dikatahu istri atau sebaliknya pemberian uang dari istri kepada orang tuanya tanpa diketahu suami.
Solusi Bagi Suami & Istri
- Jangan ada dusta
Usahakan untuk selalu transparan antara pasangan. Jangan ada yang disembunyikan. Keterbukaan adalah solusi utama pemecahan masalah dalam rumah tangga.
- Bicarakan terlebih dahulu
Bersama pasangan bicarakan terlebih dahulu sebelum memberikan bantuan, kepada pihak istri maupunpun suami.
- Tentukan dana yang dikeluarkan
Sebaiknya tentukan dana yang akan dikeluarkan sebelum diberikan kepada siapa saja dana yang akan diberikan
- Adakah kesepakatan
Sebelum mengeluarkan dana, buatlah kesepakatan terlebih dahulu. Jangan memberikan dana kepada pihak suami atau istri tanpa terlebih dahulu ada kesepakatan. Hal ini dilakukan untuk menghindari saling curiga mencurigai.
- Berikan Dana Sistem Silang
Saling curiga mencurigai perlu sekali dihindari dengan cara memberikan dana dengan sistem silang. Artinya, untuk memberikan bantuan kepada keluarga pihak istri, suamilah yang memberikan, demikian juga sebaliknya bila membrikan dana kepada pihak suami istrilah yang memberi.
- Pemberian di bawah meja
Hindari memberikan dana tanpa persetujuan pasangan, artinya jangan memberikan sembunyi-sembunti atau jalan belakang dengan istilah "pemberian di bawah meja". Hal ini sangat-sangat perlu dihindari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar